TOURISMEGASPE — JAKARTA – Pembangunan pabrik BYD di Subang, Jawa Barat, dikabarkan diganggu organisasi kemasyarakat (ormas). Ketua Umum Perkumpulan Industri Kendaraan Listrik Indonesia (Periklindo) Moeldoko menyayangkan hal tersebut.
1. Moeldoko Imbau Iklim Investasi Dijaga
Menurutnya, seharusnya semua pihak membantu agar tercipta iklim investasi yang baik. Itu karena kehadiran investor dapat membuka lapangan pekerjaan.
“Saya mengimbau supaya di tengah situasi iklim dunia usaha yang relatif perlu perhatian, maka kita semua, masyarakat Indonesia harus menciptakan iklim investasi yang baik,” ujar Moeldoko di Jakarta, belum lama ini.
Ia menilai, jangan sampai kehadiran investor malah diganggu. Ini pun menyinggung soal penggangguran. Dengan adanya gangguan tersebut, angka pengangguran bisa meningkat.
“Jangan sampai pengangguran makin banyak tapi malah, di satu sisi kan ironis. Kita perlu peluang untuk bekerja, ada orang (investor) datang memberikan peluang, diganggu sama yang lain. Nah ini enggak benar,” ucapnya.
2. Dukung Gubernur Jawa Barat
Moeldoko pun mendukung Gubernur Jawa Barat Dedy Mulyadi yang telah menumpas oknum ormas. Ini dapat berdampak positif bagi keamanan dan kenyamanan investor saat investasi.
“Saya mendukung apa yang dilakukan oleh Gubernur Jawa Barat, tumpas saja itu,” tuturnya.
Diketahui, kabar pembangunan pabrik BYD di Subang diganggu ormas disampaikan oleh Wakil Ketua MPR RI Eddy Soeparno. Dalam unggahan di Instagram pribadinya, ia mendapatkan informasi adanya aksi premanisme saat kunjungan ke Shenzhen, China.
“Sempat ada permasalahan terkait premanisme ormas yang mengganggu pembangunan dari sarana produksi BYD. Pemerintah perlu tegas untuk kemudian menangani permasalahan ini, jangan sampai investor datang ke Indonesia dan merasa kemudian tidak mendapatkan jaminan keamanan, hal yang paling mendasar bagi investasi untuk masuk ke Indonesia,” ujar Eddy dalam unggahan di Instagram pribadinya.
BYD Motor Indonesia memutuskan berinvestasi di Indonesia sebesar Rp11,7 triliun. Pabrik itu ditargetkan beroperasi pada awal 2026 dengan kapasitas produksi 150.000 unit mobil listrik per tahun.