Eskalasi konflik antara Iran dan Israel tidak hanya mengancam stabilitas keamanan Timur Tengah, tetapi juga berpotensi memicu guncangan ekonomi dunia. Salah satu dampak terbesar adalah kenaikan harga minyak yang bisa memicu inflasi, PHK massal, dan kepanikan di pasar global. Bahkan mantan Presiden AS Donald Trump disebut-sebut panik akan efek domino dari situasi ini.
Menteri Ketenagakerjaan Yassierli mengungkapkan kekhawatirannya terhadap konflik yang terus memanas antara Israel dan Iran. Situasi geopolitik ini diperkirakan akan mempengaruhi industri ekspor nasional dan berimbas pada dunia kerja di Indonesia.
Sementara itu, Presiden Donald Trump mulai panik dengan kenaikan harga minyak dunia akibat eskalasi konflik di Timur Tengah. Dalam unggahan terbarunya di media sosial, Trump mendesak departemen energi untuk segera meningkatkan laju pengeboran minyak. (24/06/2025).
Bagaimana Indonesia Terdampak?
1. Kenaikan Harga BBM & Biaya Hidup
Sebagai negara pengimpor minyak, Indonesia akan merasakan langsung efek kenaikan harga minyak dunia. Harga BBM dan listrik bisa naik, memicu protes sosial seperti pada 2022.
2. Sektor Industri & Ekspor Tertekan
Biaya produksi yang meningkat dapat mengurangi daya saing industri, berpotensi memicu PHK di sektor manufaktur dan transportasi.
3. Perlunya Strategi Darurat Pemerintah
Pemerintah harus menyiapkan skenario cadangan minyak, subsidi energi, dan stimulus ekonomi untuk mencegah krisis berkepanjangan.
Perlunya Diplomasi untuk Hindari Bencana Ekonomi
Perang Iran-Israel bukan hanya masalah geopolitik, tapi juga ancaman serius bagi ekonomi global. Jika tidak segera diatasi, kenaikan harga minyak bisa memicu PHK massal, inflasi, dan resesi. Trump dan banyak pemimpin dunia sedang berusaha mencegah skenario terburuk, tetapi solusi jangka panjang membutuhkan diplomasi dan stabilitas di Timur Tengah.
Apa pendapat Anda? Bagaimana dampaknya terhadap kehidupan sehari-hari?
Beri komentar di bawah!