TOURISMEGASPE — Tel Aviv – Utusan khusus Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump, Steve Witkoff, tiba di Israel pada Kamis (31/7/2025) sore untuk membahas situasi kemanusiaan yang semakin memburuk di Gaza, di mana jumlah korban tewas di kalangan warga Palestina yang menunggu makanan dan bantuan lainnya terus meningkat.
Menurut pernyataan Gedung Putih, Witkoff dan Duta Besar AS Mike Huckabee akan meninjau distribusi makanan di Gaza pada Jumat (1/8).
Seorang pejabat yang berbicara dengan syarat anonim karena menyangkut hal-hal sensitif mengungkap bahwa Witkoff bertemu dengan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu untuk membahas situasi kemanusiaan dan kemungkinan gencatan senjata. Demikian seperti dilansir AP.
Pertemuan tersebut merupakan yang pertama antara Witkoff dan Netanyahu sejak Israel dan AS sama-sama menarik tim negosiasi mereka dari Qatar dengan menyatakan Hamas tidak menunjukkan keinginan untuk mencapai kesepakatan gencatan senjata.
“Cara tercepat untuk mengakhiri krisis kemanusiaan di Gaza adalah dengan Hamas MENYERAH DAN MEMBEBASKAN PARA SANDERA!!!” tulis Trump di platform Truth Social pada Kamis pagi.
Trump, sebut Sekretaris Pers Gedung Putih Karoline Leavitt, mengirim Witkoff ke wilayah konflik dalam upaya menyelamatkan nyawa dan mengakhiri krisis ini.
Perang terbaru di Gaza dimulai ketika Hamas menyerang Israel selatan pada 7 Oktober 2023, yang diklaim Israel menewaskan sekitar 1.200 orang dan 251 lainnya diculik. Mereka masih menahan 50 sandera, termasuk sekitar 20 yang diyakini masih hidup. Sebagian besar sandera telah dibebaskan dalam gencatan senjata atau kesepakatan lainnya.
Serangan balasan Israel sejak hari yang sama, menurut otoritas kesehatan Gaza, telah menewaskan lebih dari 60.000 warga Palestina.
Otoritas kesehatan Gaza pada Kamis menyebutkan, setidaknya 91 warga Palestina tewas dan lebih dari 600 terluka saat berusaha mendapatkan bantuan dalam 24 jam terakhir. Korban termasuk 54 orang yang tewas saat menunggu makanan di Gaza Utara dekat penyeberangan Zikim pada Rabu (30/7). Jumlah korban diperkirakan masih akan bertambah karena banyak dari mereka yang tewas atau terluka dibawa ke rumah sakit-rumah sakit di Gaza Utara yang terisolasi dan kekurangan pasokan, terlebih belum semuanya tercatat.
Militer Israel mengklaim bahwa kerumunan warga Palestina mengelilingi truk-truk bantuan, sehingga pasukan melepaskan tembakan peringatan ke arah massa. Namun, mereka mengaku tidak mengetahui adanya korban akibat tembakan tersebut. Seorang pejabat keamanan Israel, yang berbicara tanpa disebutkan namanya sesuai aturan militer, menambahkan bahwa tembakan justru berasal dari dalam kerumunan dan dipicu oleh bentrokan antarwarga Palestina yang berebut bantuan.
Israel Dikritik Sekutu
:strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/5298346/original/066038200_1753758053-4.jpg)
Menteri Luar Negeri Jerman Johann Wadephul juga tiba di Israel pada Kamis dalam kunjungan dua hari yang akan membawanya ke Tepi Barat yang diduduki Israel.
Jerman, yang secara tradisional merupakan sekutu setia Israel, belakangan ini semakin kritis terhadap tindakan Israel di Gaza. Jerman mendesak agar Israel lebih banyak mengirimkan bantuan dan mendorong adanya gencatan senjata.
Meski belum bergabung dengan Prancis, Inggris, dan Kanada yang telah menyatakan akan mengakui Negara Palestina pada September, namun dalam pernyataan menjelang keberangkatannya pada Kamis, Wadephul menegaskan posisi Jerman bahwa solusi dua negara adalah satu-satunya jalan untuk menjamin masa depan yang damai dan aman bagi kedua pihak.
“Bagi Jerman, pengakuan Negara Palestina berada di akhir proses. Namun, proses itu harus dimulai sekarang. Jerman tidak akan bergeser dari tujuan ini,” kata Wadephul.