TOURISMEGASPE — Gunung Rinjani, destinasi impian para pendaki di Indonesia, kembali menjadi sorotan. Jalur pendakian favorit, Pelawangan Sembalun menuju Danau Segara Anak, resmi ditutup sementara oleh Balai Taman Nasional Gunung Rinjani (TNGR) setelah serangkaian kecelakaan pendaki yang menimpa turis asing. Belum genap sebulan sejak insiden tragis menimpa Juliana Marins, pendaki asal Brasil, tiga insiden baru kembali mengguncang dunia pendakian. Apa yang sebenarnya terjadi di jalur Rinjani? Dan bagaimana cara memastikan keselamatan pendaki saat menjelajahi gunung megah ini? Yuk, simak cerita lengkapnya dan tips penting untuk pendaki!
Rentetan Kecelakaan di Jalur Rinjani
Dalam kurun waktu kurang dari sebulan, Gunung Rinjani mencatat tiga kecelakaan pendaki yang melibatkan turis asing. Pertama, seorang pendaki asal Malaysia, NAH, terpeleset di jalur menuju Danau Segara Anak pada 27 Juni 2025. Beruntung, ia hanya mengalami luka ringan dan berhasil dievakuasi ke Puskesmas Senaru. Namun, insiden ini menjadi peringatan awal akan bahaya jalur tersebut.
Kemudian, pada 16 Juli 2025, seorang turis asal Swiss berinisial BE terjatuh di jalur yang sama. Ia mengalami patah tulang dan luka di kepala, tetapi berhasil dievakuasi menggunakan helikopter berkat asuransi pribadinya. Sehari berselang, pada 17 Juli 2025, Sarah Tamar van Hulten, pendaki asal Belanda, juga terjatuh di jalur Pelawangan Sembalun menuju Danau Segara Anak. Sarah mengalami cedera leher dan langsung dilarikan ke rumah sakit di Bali untuk perawatan intensif.
Ketiga insiden ini terjadi setelah kematian tragis Juliana Marins, pendaki Brasil yang jatuh ke jurang sedalam 600 meter pada 21 Juni 2025. Insiden ini memicu kemarahan netizen Brasil karena lambatnya proses evakuasi. Rentetan kecelakaan ini membuat Taman Nasional Gunung Rinjani mengambil langkah tegas dengan menutup jalur tersebut mulai 16 Juli 2025 hingga waktu yang belum ditentukan.
“Kami lihat beberapa kejadian banyak terjadi di jalur Pelawangan Sembalun menuju Danau Segara Anak. Kami lihat dalam waktu dekat, mungkin besok kami mulai bekerja untuk menghindari kecelakaan berikutnya,” ujar Yarman, Kepala TNGR.

Salah satu jalur ekstrem di Gunung Rinjani.
Mengapa Jalur Pelawangan Sembalun Berbahaya?
Jalur Rinjani, khususnya dari Pelawangan Sembalun ke Danau Segara Anak, dikenal sebagai salah satu trek paling ekstrem di Gunung Rinjani. Jalur ini dipenuhi bebatuan licin, lereng curam, dan medan berpasir yang membutuhkan konsentrasi tinggi. Ditambah lagi, cuaca di Rinjani sering berubah drastis, dengan kabut tebal dan angin kencang yang memperburuk visibilitas dan stabilitas pendaki.
Menurut Yarman, banyak kecelakaan terjadi karena kurangnya kehati-hatian pendaki. “Kalau orang tidak berhati-hati di jalur tersebut sangat berbahaya karena jalurnya cukup ekstrem,” katanya. Faktor kelelahan, kurang fokus saat mengambil foto, atau ketidaksiapan fisik juga sering menjadi penyebab pendaki jatuh di Gunung Rinjani.
Penutupan Jalur dan Upaya Perbaikan
Penutupan jalur ini bukan tanpa alasan. TNGR sedang melakukan asesmen untuk memperbaiki jalur ekstrem tersebut. Mereka berencana memasang tali pengaman atau infrastruktur lain untuk meningkatkan keselamatan pendaki. Sementara itu, aplikasi eRinjani untuk pemesanan tiket pendakian baru juga ditutup sementara. Namun, pendaki yang sudah memiliki tiket masih diizinkan menuju puncak Rinjani, tetapi dilarang turun ke Danau Segara Anak.
Langkah ini menunjukkan komitmen TNGR untuk memprioritaskan keselamatan. Gubernur NTB, Lalu Muhammad Iqbal, juga menggarisbawahi pentingnya perbaikan tata kelola untuk memastikan pengalaman pendakian yang aman dan nyaman. “Ini adalah momentum bagi kami untuk memperbaiki diri. Orang harus punya keyakinan kalau mereka datang ke Rinjani selamat,” ujarnya.

Helikopter ketika evakuasi turis asal Swiss yang terjatuh di Gunung Rinjani.
Tips Aman Mendaki Gunung Rinjani untuk Pemula dan Profesional
Bagi kamu yang bermimpi menaklukkan Gunung Rinjani, kejadian ini jadi pengingat untuk selalu mempersiapkan diri dengan matang. Berikut beberapa tips penting untuk memastikan keselamatan pendaki:
- Pilih Pemandu dan Porter Berpengalaman
Selalu gunakan jasa pemandu lokal dan porter yang paham medan Rinjani. Mereka tidak hanya membantu membawa logistik, tetapi juga memandu kamu melewati jalur berbahaya dengan aman. - Persiapkan Fisik dan Mental
Jalur Rinjani menuntut stamina kuat dan ketahanan mental. Latih fisikmu dengan olahraga rutin seperti lari atau hiking ringan setidaknya 2-3 bulan sebelum pendakian. Jangan memaksakan diri jika merasa lelah, seperti yang dialami Juliana Marins. - Pahami Medan dan Cuaca
Pelajari karakteristik jalur, terutama yang ekstrem seperti Pelawangan Sembalun. Perhatikan ramalan cuaca dan hindari mendaki saat kabut tebal atau hujan, karena jalur bisa sangat licin. - Bawa Perlengkapan Keselamatan
Pastikan membawa peralatan standar seperti sepatu trekking dengan grip kuat, jaket tahan angin, dan senter. Jika memungkinkan, pertimbangkan asuransi perjalanan seperti yang dimiliki turis Swiss dan Belanda untuk evakuasi darurat. - Patuhi Aturan TNGR
Ikuti semua regulasi dari Taman Nasional Gunung Rinjani, termasuk larangan memasuki jalur yang sedang ditutup. Sistem buka-tutup jalur dirancang untuk melindungi pendaki dan menjaga kelestarian alam. - Jaga Fokus di Jalur Ekstrem
Hindari mengambil foto atau video di medan berbahaya seperti jalur menuju Danau Segara Anak. Kurangnya konsentrasi sering menjadi pemicu kecelakaan.
Mengapa Rinjani Tetap Layak Dikunjungi?
Meski penutupan jalur dan insiden kecelakaan pendaki menjadi sorotan, Gunung Rinjani tetap menjadi destinasi yang memukau. Keindahan Danau Segara Anak, puncak yang menantang, dan panorama alam yang menakjubkan membuatnya jadi magnet bagi ribuan pendaki setiap tahun. Bahkan, hingga akhir 2025, tercatat 5.938 orang telah memesan tiket untuk mendaki Rinjani.
Dengan persiapan yang matang dan kepatuhan terhadap aturan, kamu bisa menikmati petualangan di Rinjani dengan aman. Taman Nasional Gunung Rinjani juga terus berupaya meningkatkan fasilitas, seperti pelatihan tim penyelamat dan pemasangan peralatan keselamatan di posko darurat dekat puncak.
Penutup: Petualangan Aman di Gunung Rinjani
Penutupan jalur Pelawangan Sembalun adalah langkah proaktif untuk mencegah pendaki jatuh di Gunung Rinjani dan memastikan keselamatan pendaki. Bagi kamu yang ingin menjelajahi keindahan Danau Segara Anak atau menaklukkan puncak Rinjani, pastikan untuk mempersiapkan diri dengan baik dan menghormati aturan yang ada. Gunung Rinjani bukan hanya tentang tantangan, tetapi juga tentang menikmati keajaiban alam dengan penuh tanggung jawab.
Pernah mendaki Rinjani atau punya rencana ke sana? Bagikan pengalamanmu di kolom komentar! Dan jangan lupa, selalu utamakan keselamatan agar petualanganmu di Gunung Rinjani jadi kenangan tak terlupakan.
SUMBER DETIK.COM : Jalur Rinjani Tutup Usai 3 Turis Asing Jatuh, Belum Sebulan dari Insiden Marins