TOURISMEGASPE — Jakarta – Spillover virus atau perpindahan patogen dari hewan ke manusia berisiko tinggi terjadi di area pasar basah tradisional. Tak dapat dimungkiri, pasar basah tradisional di banyak negara Asia, termasuk Indonesia, memiliki peran ekonomi dan sosial yang besar.
“Namun, saat pasar ini menjadi terlalu padat dan mempertemukan manusia dengan berbagai hewan—baik liar maupun ternak—risikonya melonjak: terjadi spillover virus, yakni perpindahan patogen dari hewan ke manusia,” kata epidemiolog, Dr. Dicky Budiman, PhD., dalam keterangan pers, Senin (1/7/2025).
Ahli kesehatan lingkungan itu menjelaskan, SARS muncul dari pasar hewan di Guangdong. Sementara, MERS terkait unta di Timur Tengah.
Dan, dugaan kuat, COVID-19 pun berakar dari interaksi hewan-manusia yang intens di pasar hewan Wuhan (Nature, 2020). Semua ini bukan kebetulan. Virus, terutama dari famili Corona dan influenza, sangat adaptif lintas spesies,” jelas Dicky.
Kepadatan hewan di kandang sempit, stres tinggi, serta lingkungan lembap dan tidak higienis menciptakan “inkubator alami” virus. Hewan yang stres lebih mudah mengeluarkan virus lewat air liur, kotoran, bahkan uap napasnya. Dan saat manusia tanpa pelindung menyentuh, menyembelih, atau menghirup udara di sekitar maka rantai penularan bisa langsung dimulai.
Cara Mencegah Penularan Virus Lintas Spesies di Pasar
:strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/5269325/original/049108000_1751345495-Screenshot_2025-07-01_114153.jpg)
Solusinya bukan sekadar menutup pasar, lanjut Dicky, tapi mengatur ulang sistemnya.
Kontrol ketat terhadap jenis hewan, kesehatan hewan, sanitasi lokasi, serta pelatihan pedagang dan pengunjung soal higienitas, menjadi krusial. Literasi publik juga penting termasuk soal makanan sehat harusnya tidak datang dari tempat berisiko tinggi.
“Karena sekali wabah zoonosis terjadi, biayanya bukan hanya pada kesehatan manusia. Tapi juga ekonomi, pendidikan, bahkan stabilitas sosial dan nasional. Waspada, bukan panik. Tapi sadar, bahwa mencegah selalu lebih murah daripada mengobati,” pungkasnya.